Minggu, 19 April 2009

Michael Schumacher









Michael Schumacher (akrab disapa "Schumi",[5] "Schu",[6] atau "Schuey"[7]) (lahir di Hürth-Hermülheim, Jerman, 3 Januari 1969; umur 40 tahun)[8] adalah seorang mantan pembalap Formula 1 asal Jerman. Tinggi badannya 174 cm. Adiknya, Ralf, juga turun sebagai pembalap di Formula 1 dari musim 1997 sampai 2007. Schumi pertama kali membalap di ajang Formula 1 pada tahun 1991, sejak saat itu ia telah menjuarai 91 balapan Formula 1 dan tujuh kali merebut gelar juara dunia (1994, 1995, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004). Schumi mengumumkan pengunduran dirinya dari ajang tersebut pada 10 September 2006, dan pensiun pada akhir musim 2006.[9] Setelah pensiun, Schumi masih terlibat dengan tim Ferrari untuk membina pembalap-pembalap muda seperti Kimi Raikkonen dan Felipe Massa. Schumi merupakan satu dari sekian banyak legenda hidup Formula 1 yang sangat popular hingga saat ini.[10][11]
Kehidupan pribadi

Michael Schumacher, lahir tanggal 3 Januari 1969 di Kerpen, Jerman dengan nama lengkap Michael Shoeleather Schumacher. Ia merupakan putra pertama dari pasangan Rolf Schumacher dan Elizabeth. Ayahnya, Rolf merupakan seorang marshall disebuah trek gokart di Kerpen. Dari sinilah ketertarikan Schumi terhadap dunia balap tumbuh, dan dari sinilah kelak, seorang anak ingusan tumbuh besar menjadi salah satu tokoh dunia paling disegani (urutan 17 majalah Forbes, sementara David Beckham ada di posisi 18).[12][13]

Pada tahun 1975, lahirlah sang adik yang kemudian dinamai Ralf Schumacher. Saat itu Schumi sebenarnya juga suka bermain sepak bola. Kebetulan markas FC Koln tidak jauh dari kediaman Schumi dan Ralf, sehingga kakak beradik ini mendapatkan pelajaran sepak bola dari kiper legendaris Jerman saat itu, Toni Schumacher. Sewaktu kecil, Schumi lebih banyak bermain sebagai penjaga gawang di tim sepak bola lokal daerahnya. Bahkan hingga saat ini, ia masih sering bermain sepak bola. Bersama beberapa atlet seperti Ronaldo, Zinedine Zidane, Pavel Nedved, dan Alessandro Del Piero, Schumi sempat mengadakan pertandingan amal, dengan tim yang diisi para atlet semacam Boris Becker, Roger Federer, dan Valentino Rossi.[14][15] Selain itu, Schumi dan Rubens Barrichello pernah hadir di final Liga Champions musim 2002-03 antara AC Milan vs. Juventus di stadion Old Trafford, Manchester, Inggris. Dan mereka berdua mendukung Juventus sebagai salah satu anak perusahaan FIAT yang juga membawahi tim Ferrari, sayangnya Juve kalah via adu penalti.

Pada usia 9 tahun, Michael mulai turun di kejuaraan gokart lokal. Lalu pada usia 16 tahun, di kala ia masih duduk di bangku sekolah, Schumi kerap membantu adiknya dalam balapan gokart. Kala itu, Schumi menjadi mekanik dari gokart yang ditunggangi oleh adiknya.[16] Schumi pun lantas sempat mencoba bangku kuliah di sela-sela karir balapnya, namun impiannya menjadi seorang sarjana pupus setelah ia memutuskan untuk berkonsentrasi di arena balap. Dan siapa yang menyangka bahwa dari sinilah kelak nama Michael Schumacher akan di kenal luas oleh dunia.

Schumi adalah seorang penyayang binatang. Ia mempunyai lima ekor anjing di rumahnya. Salah satunya merupakan anjing pungut, yang ia ambil dari Brazil, ketika berlangsungnya GP Brazil tahun 1997. Dan kini, anjing yang beri ia nama "Flo" tersebut masih tetap setia tinggal bersama Schumi di Swiss. Nama "Flo" merupakan plesetan dari kata bahasa Jerman, "Flea", yang berarti kutu, dan memang di tubuh Flo saat pertama kali ia pungut, dipenuhi oleh banyak kutu. Selain anjing, Schumi juga memiliki seekor kura-kura. Kura-kura tersebut adalah pemberian Mika Hakkinen (Hakkinen adalah seorang pecinta kura-kura). Oleh Schumi, kura-kura tersebut kemudian diberi logo sponsor pribadinya, Deutsche Vermogensberatung, supaya mudah ditemukan bila ia hilang.[17]

Schumi menikah dengan Corrina pada pertengahan 1995, dan mempunyai dua anak, Gina Maria (lahir tahun 1997) dan Mick (lahir tahun 1999). Sebelumnya, Corrina adalah mantan pacar dari Heinz-Harald Frentzen. Pasangan ini sempat menetap di Monaco, namun Schumi lebih memilih untuk mengasingkan keluarganya dari dunia selebritis,[18] hingga akhirnya ia memilih untuk menetap di Swiss bertetangga dengan Felipe Massa dan Jean Alesi.

Untuk urusan musik, Schumi adalah fans dari band Red Hot Chili Peppers. Lagu favoritnya adalah "By the Way", ia menganggap bahwa beberapa bait lirik dari lagu itu mempunyai pengertian yang mendalam bagi hatinya. Diluar balap mobil, Schumi juga adalah seorang penggemar sepeda motor, bahkan dia lebih senang mengendarai motor saat datang dari hotel ke sirkuit. Teman dekatnya dari ajang balap motor adalah Mick Doohan, Valentino Rossi, dan Casey Stoner.

Setelah Schumi pensiun dari F1, banyak nama-nama pembalap Jerman yang digadang-gadang oleh publik Jerman akan meneruskan kesuksesan Schumi di F1 masa depan. Tiga nama diantaranya yaitu Nico Rosberg, Nico Hulkenberg, dan Sebastian Vettel bahkan sudah diramalkan akan menjadi "The Next Schumi". Namun hanya Vettel-lah, yang terinspirasi Schumi sejak masa kecilnya, yang kini sudah pernah menjuarai lomba F1.[19] Schumi pun sempat berujar bahwa Sebastian Vettel akan sangat disia-siakan jika tim Ferrari tidak merekrutnya di masa mendatang.

[sunting] Sponsorship

Schumi, sejak awal karirnya telah mempunyai beberapa sponsor pribadi. Pertama saat ia turun di SportsCar, ia di dukung penuh oleh Mercedes-Benz. Hal ini sempat menjadi pertimbangan bagi Ron Dennis saat akan merekrutnya di akhir 1995, ketika tim McLaren berkerjasama dengan pabrikan Mercedes-Benz. Namun karena gaji Schumi yang terlalu mahal, akhirnya Ron memutuskan untuk tidak merekrut Schumi.

Sejak 1996 Deutsche Vermogensberatung resmi menjadi sponsor Schumi. Awalnya sponsor tersebut memajang namanya di helm dengan nama "DVAG". Namun mereka kemudian memutuskan untuk menulis nama sponsorshipnya secara lengkap, karena takut akan tersaru dengan sponsor Schumi sebelumnya yaitu DEKRA. Mulai 1998 Deutsche Vermogensberatung memindahkan tempat sponsorshipnya dari helm ke ke topi. Sponsorship ini masih bertahan hingga akhir 2010.[20][21] Selain Deutsche Vermogensberatung, produsen jam tangan Omega juga menjadi salah satu sponsor Schumi. Selain Schumi, Omega juga memakai Pierce Brosnan dan kini Daniel Craig sebagai duta mereka. Sponsor lainnya yang juga memakai Schumi sebagai bintang iklannya adalah produsen kosmetik Loreal. Untuk sponsorship yang satu ini, Schumi sempat keki saat suaranya yang diucapkan dalam bahasa Jerman disulih kedalam bahasa Inggris, dan hal ini kemudian membuat pihak Loreal memutuskan bahwa untuk Schumi akan ada pengecualian khusus, yaitu suara yang dipakai dalam iklannya akan memakai suara asli Schumi, dan tidak akan disulihkan kedalam bahasa Inggris.[22]

Untuk kegiatan amal, Schumi diangkat menjadi duta UNESCO sejak 1995.[23] Tugasnya di UNESCO adalah membantu pengembangan pendidikan masyarakat di beberapa negara tertinggal.

[sunting] Awal karir
Mobil Formula 3 Schumi tahun 1990.

Michael memulai karir balapnya saat usia 7 tahun. Dikarenakan pihak otoritas Jerman hanya memberikan SIM balapan jika seseorang sudah berusia 14 tahun, Michael kemudian berpindah tempat ke Luxemburg pada tahun 1981, dan ia berhasil mendapatkan SIM balapan resmi untuk pertama kalinya.[24] Kemudian pada 1983, Schumi akhirnya berhasil mendapatkan SIM balapan dari Jerman setelah ia memenangi Kejuaraan Kart Junior Jerman. Di 1984, Schumi memenangi dua kejuaraan gokart sekaligus, yaitu Kejuaraan Nasional Jerman, dan Kejuaraan Gokart Eropa. Ia lantas bergabung dengan Eurokart yang dimiliki Adolf Neubert tahun 1985, dan ia bertahan di sana sampai tahun 1987

Karier single seater pertana Schumi setelah gokart adalah pada ajang Formula Koenig pada tahun 1987, sebelum pindah ke ajang Formula Ford.[25] Di sini ia menjadi runner-up di belakang mantan pembalap Sauber dan Toyota, Mika Salo, di kejuaraan European Championship, dan keempat di seri Jerman. Tahun 1989, ia pindah ke seri Formula 3 Jerman, bergabung dengan WTS Formula 3 Team milik Willi Weber. Di sana ia berhasil mengisi posisi ketiga, dibawah Heinz-Harald Frentzen dan Karl Wendlinger. Dan kemudian di 1990 ia berhasil menjadi juara F3 Jerman.

Schumi juga piawai di ajang sportcar. Pada 1990 sembari ia membalap di F3 Jerman, ia masuk menjadi anggota tim Mercedes Junior di tim Sauber, dan kemudian ia menjadi juara di Meksiko. Lalu ia kembali juara di Autopolis pada 1991. Di tahun yang sama, ia juga memulai debutnya di ajang Formula 3000 Jepang, dan ia menduduki peringkat kedua di Sugo, Jepang.[25] Ia hanya turun satu balapan di ajang tersebut, karena ia kemudian dipanggil oleh Eddie Jordan untuk turun di ajang Formula 1.

[sunting] Karir Formula 1

[sunting] Jordan GP (1991)
Schumi, saat testing dengan mobil Jordan 191.

Pada Agustus 1991, Schumi memulai debutnya di F1, dan bergabung bersama tim Jordan, di GP Belgia, menggantikan Bertrand Gachot yang sedang di hukum oleh kepolisian Inggris akibat ulahnya yang menyemprot seorang sopir taksi di London dengan gas CS. Eddie Jordan (EJ) berhasil mendapatkan Schumi yang saat itu masih bergabung bersama Mercedes-Benz, untuk bisa turun di F1, Eddie lantas membayar konpensasi kepada Mercy sebesar $150,000.[26] Dalam debutnya, Schumi menempati grid ketujuh dalam kualifikasi, namun gagal menyelesaikan balapan akibat kerusakan kopling di lap pertama.[27] Itu merupakan satu-satunya balapan bersama Jordan, sebelum akhirnya pindah ke tim Benetton.

[sunting] Benetton F1 (1991-1995)

[sunting] Masa pembelajaran

Dua minggu setelah debut yang mengesankan bersama tim Jordan, secara mengejutkan Flavio Briatore (dengan bantuan Bernie Ecclestone) menarik masuk Schumi ke tim Benetton. Sebenarnya, EJ tidak setuju dengan jalan yang ditempuh Flavio tersebut. Namun niatnya untuk menuntut Benetton pupus setelah Bernie Ecclestone menawarkan jalan tengah, yaitu sebuah kontrak pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk tim EJ di musim 1992. Flavio lantas secara kontroversial menggeser posisi Roberto Moreno ke kursi test driver, dan menggantikannya dengan Schumi. Schumi lantas mendapat banyak mendapat pelajaran berharga dari mantan juara dunia Nelson Piquet. Balapan perdananya bersama Benetton adalah di GP Italia, di balapan tersebut Schumi meraih poin perdananya di ajang F1, bahkan ia pun mengalahkan Nelson Piquet, baik di kualifikasi, maupun di race. Flavio kemudian berkomentar bahwa suatu saat nanti pembalap barunya ini akan menguasai dunia balap F1, "Kita tunggu saja waktunya", ujar Flavio waktu itu.

Tahun 1992, dirinya mampu menaiki podium sebanyak 8 kali, salah satunya adalah kemenangan pertamanya di GP Belgia dalam kondisi hujan deras, ia pun lantas mendapatkan julukan rain master oleh kalangan paddock berkat aksinya yang memukau di balapan tersebut.[28][29][30][31] Di akhir musim, Schumi menempati peringkat ketiga klasemen pembalap dengan 53 poin.

Pada 1993, Schumi kembali menunjukkan bakatnya sebagai calon pembalap besar. Namun, di tahun itu Schumi hanya menang sekali di Portugal. Itupun setelah melalui perjuangan keras melawan duo Williams. Posisi klasemen akhir Schumi adalah ke-4 dengan 52 poin.

[sunting] Gelar dunia pertama
Mobil Schumi musim 1994: Benetton B194.

Pada 1994, tanda-tanda Schumi akan mendominasi musim mulai terlihat setelah ia memenangi tiga seri awal, yaitu di Interlagos, Aida, dan San Marino. Dalam tiga balapan tersebut, saingan beratnya, Ayrton Senna mengalami beragam masalah. Dan yang paling parah adalah ketika di Imola, San Marino, saat Ayrton Senna tewas akibat kecelakaan.[32]

Setelah kematian Senna, aksi brilian Schumi makin tak terbendung. Bahkan ia merebut pole pertamanya di Monaco, dengan mudah pula ia mengalahkan Mika Hakkinen yang duduk di posisi kedua saat kualifikasi. Lantas ia sempat dihukum larangan tampil di dua balapan, akibat insiden muslihat di GP Inggris kepada Damon Hill. Namun hal itupun tidak cukup untuk mengalahkan Schumi. Ia lantas mengalahkan Damon Hill hanya dengan selisih satu poin, setelah sebelumnya mengalami insiden yang kontroversial di GP Australia, di Adelaide.[33] Schumi pun akhirnya berhasil menjadi juara dunia untuk kali pertama sepanjang karirnya (yang pertama juga untuk tim Benetton).

[sunting] Mempertahankan gelar

Pada 1995, dengan dibantu mesin Renault yang sama seperti Williams, Schumi mendominasi musim bersama rekan setimnya Johnny Herbert. Kemenangan terbaik Schumi diraih di GP Belgia, dimana ia dengan nekat melajukan mobilnya yang start dari posisi 16 menuju tangga kemenangan dengan memakai ban kering di tengah trek yang basah. Ia sempat bersenggolan dengan Damon Hill di tikungan Las Combes, namun malah Hill yang terkena penalty stop and go.

Momen unik Schumi di tahun 1995 adalah saat mobilnya mengalami masalah di GP Kanada. Sadar bahwa ia tidak akan menang, ia lantas memberi jalan kepada Jean Alesi untuk meraih kemenangan perdananya di Formula 1. Schumi kemudian membonceng Jean Alesi dalam selebrasi victory lap sebagai tanda bahwa ia ikut senang atas kemenangan pertama Jean Alesi.

Setelah sembilan kali menang di musim 1995, Schumi merebut mahkota juara dunia untuk yang kedua kalinya ditahun tersebut. Dan dengan usianya yang baru menginjak 26 tahun, Schumi merupakan pembalap termuda sepanjang sejarah yang mampu meraup dua gelar juara dunia (sebelum dipecahkan oleh Fernando Alonso di tahun 2006).

[sunting] Scuderia Ferrari (1996-2006)

[sunting] Reformasi tim
Mobil Ferrari Schumi pertama musim 1996.

Awal Agustus 1995, rumor kepindahan Schumi ke Ferrari ramai diperbincangkan oleh publik. Sebelumnya, ia juga sempat dihubung-hubungkan dengan McLaren, apalagi karena sewaktu ia muda, ia banyak dibimbing oleh Mercedes-Benz, yang kini memperkuat tim McLaren.[34]

Akhirnya setelah lama bernegoisasi, Schumi setuju untuk pindah ke Ferrari yang saat itu terbilang sebagai tim dengan penampilan terburuk. Ia lantas di beri kebebasan oleh tim untuk menentukan siapa rekan setimnya. Ia lantas memilih Eddie Irvine. Selain itu, ia juga sempat menuntut agar Ferrari mau merekrut para mekaniknya di Benetton dulu seperti Ross Brawn dan Rory Byrne, tetapi baru di musim 1997-lah, Brawn dan Byrne bisa ditarik ke Ferrari.[35][36] Kuartet Schumi, Brawn, Byrne, dan Jean Todt kemudian menjadi kuartet terkuat dalam sejarah F1, seperti yang pernah dikatakan oleh Jackie Stewart.[37][38]

Pada musim perdana di Ferrari (1996), Schumi hanya mampu menang tiga kali, selebihnya ia terhambat oleh mobil Ferrari karya John Barnard yang kurang kompetitif. Bahkan kekecewaannya memuncak di GP Prancis saat Ferrari yang ditungganginya meledak saat lap pemanasan, padahal ia start dari pole. Namun ia masih bisa menghibur publik Italia melalui kemenangan spektakuler di trek basah Barcelona dan di kandang Ferrari, Monza. Gelar juara dunia tahun 1996 diambil oleh rivalnya, Damon Hill dari Williams.

[sunting] Harapan dan musibah

Pada 1997, dengan kedatangan Ross Brawn dan Rory Byrne, Schumi nyaris menjadi juara dunia, ia sangat kompetitif di musim tersebut. Sayang beberapa insiden yang melibatkan dirinya dengan Alexander Wurz (di Monaco), Ralf Schumacher (di Nurburgring), dan yang paling menyakitkan dengan Jacques Villeneuve (di GP terakhir di Jerez) memupuskan impian Schumi untuk menjadi juara dunia.[39] Bahkan akibat insiden Jerez, seluruh poin yang diraih Schumi di musim tersebut dihapus oleh FIA. Selain itu, Schumi pun dikenai hukuman community service selama 60 jam.[40][41]

Pada 1998 ia mendapat rival baru (sebenarnya bukan baru), yaitu McLaren yang kali ini bangkit dari tidurnya bersama Mika Hakkinen. Dengan dukungan mobil karya Adrian Newey dan ban Bridgestone, Mika Hakkinen bersama McLaren mendominasi musim tersebut. Schumi bersama Ferrari (yang memakai ban Goodyear) bukannya tidak mampu melawan, tetapi beberapa insiden kembali mewarnai karir Schumi. Salah satunya adalah kasus ban bocor di balapan terakhir musim 1998 di Suzuka, Jepang.

Di pertengahan musim, Schumi mencatatkan diri sebagai pembalap yang memenangi lomba dari pitlane. Ini terjadi di GP Inggris saat ia menyalip Alexander Wurz di lap 43. Sesuai peraturan, Schumi dijatuhi hukuman penalty stop-go 10 detik. Namun lucunya hukuman tersebut baru diberikan beberapa lap menjelang finish, dan akhirnya Schumi menjalaninya di lap yang ia rasa lap terakhir. Ketika ia selesai menjalani hukuman tersebut, ia malah dikibasi bendera finish karena menurut catatan steward Schumi telah melindas garis finish. Dan walaupun kemenangannya dianggap sah, pada hari itu juga FIA memutuskan bahwa kemenangan balapan tidak lagi bisa diraih dari pitlane.[42][43]

Salah satu momen yang paling menarik adalah saat Schumi menabrak David Coulthard di GP Belgia 1998. Saat itu Schumi tengah memimpin dan Coulthard ketinggalan satu lap. Schumi kemudian kembali ke pit dengan menyisakan tiga roda dimobilnya, dan Coulthard kehilangan sayap belakang. Schumi lantas berniat berkelahi dengan Coulthard akibat kasus tersebut di garasi McLaren, namun untungnya berhasil dipisah oleh para mekanik McLaren.[44]

Tahun 1999, Schumi mengawali musim dengan baik. Ia menang di San Marino dan Monaco. Namun di GP Inggris di Silverstone, ia mengalami kecelakaan hebat di lap pertama, dan harus beristirahat untuk beberapa bulan akibat patah kaki.[45] Menurut keterangan dari majalah F1 Racing, kecelakaan tersebut terjadi karena Schumi megerem secara mendadak mobilnya saat Ross Brawn memberitahukan bendera merah akibat insiden di grid. Sebagai usaha penyembuhan cedera kakinya, ia bersama Jean Alesi lantas bertemu dengan Paus Yohannes Paulus II di Vatikan. Uniknya, Schumi bukanlah seorang Katolik, Schumi adalah seorang Protestan. Rekan satu timnya, Eddie Irvine, nyaris mencuri gelar juara dunia, namun kembali gagal.[46] Meskipun begitu, Ferrari berhasil menjadi juara konstruktor untuk pertama kalinya sejak 1983.

[sunting] Kembali ke puncak

Di musim 2000, dengan ditemani oleh rekan setim yang baru, yaitu Rubens Barrichello, Michael Schumacher berhasil menang di tiga balapan awal. Memasuki pertengahan musim, Schumi sempat terlibat beberapa kecelakaan dengan Ricardo Zonta (di Austria) dan Giancarlo Fisichella (di Jerman), dan membuatnya harus turun peringkat ke posisi dua dalam klasemen. Namun lewat kemenangan hat trick di tiga balapan terakhir, ia akhirnya berhasil naik kembali ke posisi teratas klasemen, dan kemudian menjadi juara dunia bersama tim Ferrari di akhir musim (untuk pertama kalinya bagi Ferrari setelah 21 tahun).[47] Ia juga menyamai rekor Ayrton Senna dengan menjuarai 41 lomba.[48] Momen menarik di musim tersebut adalah pada saat GP Belgia. Ketika balapan tingga tersisa 3 lap lagi, ia disalip dengan menawan oleh Mika Hakkinen. Seusai balapan, tampak wajah Schumi lesu dan geram, terlebih Mika Hakkinen datang dan menjelaskan aksinya tersebut pada Schumi. Namun uniknya, hanya dua jam setelah perayaan podium ia bersama Hakkinen kemudian tertangkap basah sedang menghisap cerutu dan minum bir di motorhome Ferrari.[49]

Musim 2001 menjadi era besarnya dominasi Ferrari, mulai dari Australia hingga Jepang. Ia menang mudah di Australia dan Malaysia. Kemudian setelah gagal di Brazil dan San Marino, Schumi kembali menang di Spanyol, dimana kemenangannya ia raih setelah Mika Hakkinen yang memimpin sampai lap terakhir tiba-tiba mengalami masalah mesin. Schumi yang berada di P2 (dan Juan Pablo Montoya di P3 bersama Jacques Villeneuve di P4) mendapatkan durian runtuh, dan sesaat setelah semua mobil masuk ke parc ferme, Schumi terlihat meminta maaf kepada Mika yang terlihat lesu atas kejadian tersebut. Michael kemudian memecahkan banyak rekor dan merebut gelar juara dunia untuk yang keempat kalinya di GP Hungaria, ketika masih ada empat balapan tersisa di musim itu. Ia menjadi pemegang rekor juara GP terbanyak, mengalahkan rekor Alain Prost yang pernah menang 52 kali.[50] Kemudian di GP Italia, dengan masih diselimuti awan duka tragedi 11 September 2001, Schumi sebagai ketua Grand Prix Drivers Asociation lantas meminta semua pembalap untuk tidak menyalip di tikungan pertama dan kedua. Hanya tiga pembalap yang tidak setuju usulan Schumi tersebut, yaitu Jacques Villeneuve, Jenson Button, dan Enrique Bernoldi. Sepanjang balapan, Schumi pun terlihat tidak fokus, dan hanya finish di P4 dibawah rekan setimnya sendiri, Rubens Barrichello yang ada di P2.
Team Order: Rubens Barrichello memberikan kemenangannya bagi Schumi di akhir GP Austria 2002.

Pada 2002, balapan F1 menjadi terasa lebih mudah bagi Schumi. Dengan bagusnya performa mobil Ferrari F2002 yang dikemudikan Schumi dan Rubinho, balapan demi balapan di musim 2002 menjadi mudah ditebak. Di Australia, dengan mobil lama F2001, Schumi berhasil menjadi juara. Setelah gagal di Malaysia, Ferrari kemudian meluncurkan F2002 di Brazil, dan Schumi pun lagi-lagi menjadi juara. Pada balapan tersebut Schumi menang tanpa kibasan bendera finish karena Pele yang berperan sebagai petugas pengibar bendera finish belum paham.[51] Praktis setelah balapan memasuki GP San Marino, hanya dua pembalap Ferrari-lah yang terlihat sangat kompetitif. Bahkan ketika F1 baru menjalani 11 race (di Prancis), Schumi telah memastikan diri sebagai juara dunia 2002.[52] Di sisa musim, Schumi kemudian membantu rekan setimnya sendiri, Rubens Barrichello agar bisa duduk di posisi kedua klasemen pembalap, dan usahanya ini berhasil.

Hal yang sempat merusak reputasinya adalah ketika di tahun 2002 tim memerintahkan team-order di Austria. Saat itu Rubens Barrichello harus memberikan jalan agar Schumi bisa menang. Untuk pertama kalinya, penonton begitu kecewa dan mencemooh mereka saat menaiki podium. Atas insiden Austria tersebut, FIA "menghadiahi" Schumi dan Ferrari dengan denda sebesar satu juta dollar AS.[53] Kemudian di GP Amerika Serikat di Indianapolis Motor Speedway, lagi-lagi Schumi membuat ulah. Tanpa sepengetahuan Barrichello dan timnya sendiri, ia kemudian secara tiba-tiba memperlambat mobilnya di akhir lap terakhir. Sehingga akhirnya Rubens Barrichello naik menjadi juara. [54] Awalnya Schumi berencana untuk membuat formasi finish yang bagus, sayangnya hal itu gagal, dan untuk menutupi rasa malunya, Schumi menuturkan pada pers bahwa kemenangan Barrichello tersebut merupakan balas jasa atas tindakannya di Austria. Kembali Schumi dicemooh, bahkan ia pun berperan besar atas menurunnya minat masyarakat AS menonton F1 akibat tindakan tersebut.

Di musim 2003, Michael Schumacher menorehkan sejarah; ia berhasil menjadi pembalap satu-satunya yang merebut gelar juara dunia sebanyak enam kali. Meskipun ditahun tersebut dia harus berjuang sampai GP terakhir setelah mendapat perlawanan keras dari Kimi Raikkonen, Fernando Alonso, dan Juan Pablo Montoya. Sebelumnya di awal musim, Schumi bersama Ferrari mengawali musim 2003 dengan buruk.[55][56][57] Schumi bahkan baru mencetak kemenangan di GP San Marino. Di balapan tersebut, ibunda Michael, Elizabeth, meninggal dunia tepat sesaat sebelum balapan. Michael menang balapan tersebut, dan kemenangannya kemudian didedikasikan untuk sang Bunda. Di balapan terakhir, di Suzuka, Jepang, Schumi hanya membutuhkan satu poin saja untuk menjadi juara. Di kualifikasi ia start di P14, sementara saingan utamanya, Kimi Raikkonen start di P2. Schumi kemudian berhasil naik ke P8 dan mengamankan gelar juaranya, dengan dibantu Barrichello yang berhasil memenangi lomba dan menahan Raikkonen agar tetap diam di posisi kedua. Malamnya setelah balapan, Schumi melakukan tindakan memalukan, yang apesnya tersorot media. Di sebuah hotel dirinya kemudian kepergok oleh media sedang melempar TV dan kulkas kecil dari kamar hotel dikarenakan mabuk.

Musim 2004 prestasi Ferrari kembali meningkat seperti musim 2002, Schumi kembali menjadi juara dunia dengan mudah. Bahkan Ferrari seakan tanpa lawan karena baik Schumi dan Rubens Barrichello selalu mendominasi podium balapan dengan mudah. Ferrari di tahun itu hanya kalah di Monaco (oleh Jarno Trulli – Renault), Spa (oleh Kimi Raikkonen – McLaren), dan Brazil (oleh Juan Pablo Montoya – Williams). Dengan gelar juara dunia di musim 2004 ini, Schumi kembali mempertajam rekornya sebagai satu-satunya pembalap F1 yang mampu meraup tujuh kali gelar dunia.[58]

[sunting] Akhir karir
Schumi dan Felipe Massa saat start GP Prancis 2006.

Pada 2005, Schumi seakan loyo, dikarenakan performa ban Bridgestone yang sedikit lebih buruk dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meskipun Ferrari telah menyiapkan diri dengan baik, namun hal itu tampaknya tidak diikuti oleh ban yang bagus dari Bridgestone. Di tiga balapan awal Ferrari memakai mobil F2004, baru kemudian di San Marino Ferrari menurunkan mobil baru F2005. Secara mengejutkan di balapan tersebut Schumi tampil melejit, dan ia bisa saja menang kalau tidak tertahan Jarno Trulli di awal balapan. Sepanjang musim berjalan, Schumi hanya menang di Amerika Serikat, itupun karena balapan hanya diikuti enam mobil (semuanya berban Bridgestone).[59] Sementara semua tim lawan yang memakai Michelin memutuskan mundur dari lomba karena alasan keamanan. Di akhir musim Schumi berada di posisi tiga klasemen akhir dibawah Fernando Alonso (Renault) dan Kimi Raikkonen (McLaren).[60]

Ferrari mulai memperbaiki diri di musim 2006. Schumi pun mendapat rekan setim yang baru, yaitu Felipe Massa. Regulasi ban pun berubah, dengan kembali mengikuti format di musim 2004 dan sebelumnya, dan ini memberi peluang Bridgestone untuk membuat ban yang lebih bagus.[61] Schumi pun berpeluang meraih gelar kedelapan apabila mesin Ferrari-nya tidak meledak di Jepang. Schumi mengumumkan bahwa dia akan pensiun diakhir 2006[62], dan Kimi Raikkonen akan menggantikan posisinya di 2007.[62][63] Balapan terakhir Schumi di Brazil 2006 dipenuhi isak tangis jutaan fans F1 diseluruh dunia (baik yang suka ataupun benci padanya). Sadar tidak bisa meraih gelar kedelapannya setelah gagal di Jepang, Schumi mempertontonkan aksi terbaiknya. Start dari posisi 10 dan terlempar kebelakang akibat ban bocor, Schumi mampu menyikat semua lawannya hingga posisi empat.[64][65][66] Balapan sendiri akhirnya dimenangi rekan setimnya, Felipe Massa.[67][68] Hingga akhir karirnya di F1, Schumi telah mencatat poin lebih dari 1000 pts, menjadikannya pembalap F1 tersukses sepanjang masa. Selain itu, Schumi juga telah memenangi balapan F1 di 22 sirkuit berbeda, sirkuit yang belum pernah ia juarai adalah Turki, Meksiko, dan Luxemburg. Balapan yang paling banyak ia menangi adalah GP Prancis di sirkuit Magny-Cours, dengan raihan total sebanyak delapan kali. Ia juga memenangi lima kali balapan di Indianapolis (2000, dan 2003-06) dan Monaco (1994-95, 1997, 1999, dan 2001). Dan hingga saat ini, Schumi merupakan satu-satunya pembalap Jerman yang sukses menjadi juara dunia di Formula 1.[69][70]

[sunting] Setelah Formula 1

[sunting] Duta Ferrari

Setelah resmi pensiun dari pekerjaan sebagai pembalap Formula 1, Schumi masih aktif di F1 sebagai duta Ferrari.[71] Sesekali dia pun datang ke sirkuit untuk melihat bagaimana perkembangan tim Ferrari pasca dirinya pensiun. Schumi pun banyak memberikan perhatiannya pada dua pembalap Ferrari sekarang yang masih muda, yaitu Kimi Raikkonen dan Felipe Massa. Sebagai wujud penghargaan, walikota Maranello kemudian mengabadikan nama Schumi sebagai nama salah satu jalan disana. Ia menjadi pembalap Ferrari kedua setelah almarhum Gilles Villeneuve yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Maranello.[72] Selain itu, PM Italia, Silvio Berlusconi, mengangkat Schumi sebagai duta besar kehormatan Italia. Uniknya di negara asal Michael, Jerman, pemerintah setempat masih ragu untuk memberikan penghargaan bagi Schumi, karena dirasa ia jarang tinggal di Jerman. Walaupun begitu, sebuah museum di kota kelahiran Schumacher bersaudara, Kerpen, telah didirikan untuk mengenang prestasi Michael dan Ralf.

Pada Desember 2007 Schumi kembali ke trek untuk mengetes mobil Ferrari.[73][74] Sempat muncul rumor bahwa Schumi akan kembali ke kokpit mobil F1, namun Schumi menegaskan bahwa keputusan dirinya untuk pensiun sudah bulat, dan tak akan kembali membalap di musim 2008 ini. Januari 2008, Schumi resmi diangkat sebagai konsultan tim Ferrari bersama koleganya, Rory Byrne. Sementara teman Schumi yang lain yaitu Ross Brawn memutuskan mencari tantangan baru dengan menjadi team principal Honda F1. Diluar itu, ia masih tetap melanjutkan tugasnya berkampanye sebagai duta UNESCO di beberapa negara di Afrika dan juga Asia.

[sunting] Debut balap motor

Pada bulan April 2008, Schumi sempat mencoba motor MotoGP di sirkuit Jerez, Spanyol, bersama teman sejawatnya, Mick Doohan. Kemudian di bulan Mei, Schumi turun di ajang balapan Superbike di sirkuit Oschersleben. Sebelumnya, agar tidak menarik perhatian massa, ia memakai nama samaran Marcel Niederhausen. Tetapi niatnya itu tidak jadi dilaksanakan karena ada alasan dari pihak asuransi. Akhirnya ia tetap turun dengan menggunakan nama Michael Schumacher. Fans dan media kemudian berbondong-bondong memenuhi sirkuit yang berada di bagian Jerman Timur tersebut. Apesnya, ketika balapan Schumi malah terjatuh, dan beruntung ia tidak cedera sedikit pun.[75][76] Schumi lantas menjelaskan kepada pers, bahwa ia hanya coba-coba saja turun di balap motor, dan tidak ada indikasi serius bahwa ia akan turun di ajang roda dua tersebut.[77]

[sunting] Bisnis properti

Kegiatan bisnis sebenarnya bukanlah hal baru bagi Schumi. Pada Juni 2003 ia sempat meluncurkan kartu kredit edisi spesial dirinya yang didukung oleh Deutsche Vermogensberatung. Dengan hanya membayar iuran tetap sebanyak 100 ribu Euro, Anda sudah bisa berbelanja memakai kartu kredit Schumi.[78] Hal ini kemudian ditiru oleh mantan rivalnya, Jacques Villeneuve, yang meluncurkan kartu kredit sejenis di kawasan Kanada pada Agustus 2004.[79]

Selain kartu kredit, pada bulan Desember 2007, Schumi kembali membuat berita. Kali ini ia dikabarkan akan membangun tujuh buah gedung pencakar langit di tujuh negara berbeda (masing-masing satu) untuk mengenang prestasinya sebagai juara dunia F1 tujuh kali. Gedung itu bernama lengkap "Michael Schumacher World Champion Towers". Selain dipakai untuk perkantoran, gedung ini rencananya juga akan dipakai untuk apartemen dan gelanggang olahraga mewah. Saat ini gedung yang pertama sudah dibangun di Abu Dhabi, dan akan disusul di enam negara lain seperti Monaco, Singapura, Turki, Jerman, Italia, dan China. Ide pembangunan gedung ini berasal dari PNYG, sebuah perusahaan properti yang dimiliki oleh Joachim Swensson, yang juga merupakan teman baik Schumi. [80]

[sunting] Film

Michael Schumacher juga tampil dalam sebuah film fiksi yang diambil dari komik terkenal dari Prancis, Asterix dan Obelix. Film itu dibuat tahun 2008 dengan judul: Asterix and Obelix At The Olympic Games (Astérix aux Jeux Olympiquess). Di Film ini Michael Schumacher tampil di akrir film dengan memerankan pesaing Alafolix (teman Asterix & Obelix dalam kisah Film ini dan tidak ada dalam komik) untuk balapan kereta (pengganti mobil balap) dan uniknya lagi ia tampil dengan warna khasnya yaitu merah, dan tentu saja dengan Team Ferrari-nya.

[sunting] Statistik

[sunting] Karir
Michael Schumacher dihadapan para pendukungnya di GP Brazil 2006.

Debut F1: Belgia 1991
Tampil: 250 kali
Start GP: 249 kali (gagal start di GP Prancis 1996)
Menang: 91 kali
Pole: 68 kali
Total poin: 1369 (termasuk yang didiskualifikasi tahun 1997)
Juara dunia: 7 kali

[sunting] Musim ke musim

* 1984 - Juara Junior Kart Jerman
* 1985 - Juara Junior Kart Jerman, bergabung di kejuaraan dunia
* 1986 - Karting Jerman, ke-3 / Karting Eropa, ke-3
* 1987 - Juara Karting Jerman dan Eropa
* 1988 - Juara Formula Koenig / FF1600 Eropa, ke-2 / FF1600 Jerman, ke-6
* 1989 - Formula 3 Jerman, ke-3
* 1990 - Prototypes, ke-5 (21 poin) / Juara F3 Jerman
* 1991 - Prototypes, ke-9 (43 poin) / Jordan (1 balapan) dan tim Benetton, ke-12 (4 poin)
* 1992 - Formula 1 (Benetton), ke-3 (53 poin)
* 1993 - Formula 1 (Benetton), ke-4 (52 poin)
* 1994 - Formula 1 (Benetton), Juara Dunia (92 poin)
* 1995 - Formula 1 (Benetton), Juara Dunia (102 poin)
* 1996 - Formula 1 (Ferrari), ke-3 (59 poin)
* 1997 - Formula 1 (Ferrari), ke-2 (78 poin), didiskualifikasi akibat insiden Jerez[81]
* 1998 - Formula 1 (Ferrari), ke-2 (86 poin)
* 1999 - Formula 1 (Ferrari), ke-5 (44 poin)
* 2000 - Formula 1 (Ferrari), Juara Dunia (108 poin)
* 2001 - Formula 1 (Ferrari), Juara Dunia (123 poin)
* 2002 - Formula 1 (Ferrari), Juara Dunia (144 poin)
* 2003 - Formula 1 (Ferrari), Juara Dunia (93 poin)
* 2004 - Formula 1 (Ferrari), Juara Dunia (148 poin)
* 2005 - Formula 1 (Ferrari), ke-3 (62 poin)
* 2006 - Formula 1 (Ferrari), ke-2 (121 poin), pensiun di akhir musim

[sunting] F1 Racing MOTY Awards

* 2000 - Driver of the Year dan Man of the Year[82]
* 2001 - Qualifier of the Year, Driver of the Year, dan Man of the Year[83]
* 2002 - Driver of the Year dan Man of the Year[84]
* 2003 - Man of the Year[85]
* 2004 - Qualifier of the Year, Driver of the Year, dan Man of the Year[86]
* 2006 - Driver of the Year dan Man of the Year[87]

[sunting] Referensi

Tidak ada komentar: