Sabtu, 06 Juni 2009

tidak ada Penambahan Armada Laut di Ambalat

Kapal laut milik Angkatan Laut Diraja Malaysia kembali memasuki wilayah perairan Indonesia di Ambalat, Kalimantan Timur. Insiden yang terjadi pada Senin (25/5) tersebut merupakan insiden kesembilan selama tahun 2009.

Insiden serupa juga terjadi puluhan kali selama tahun-tahun lalu. Namun demikian, TNI memastikan tidak akan menambah armada kapal laut di Ambalat pascaperistiwa terakhir.“Kapal yang dikerahkan di sana tetap enam seperti rutinitas patroli selama ini,” ujar Kepala Pusat Penerangan TNI, Marsekal Muda Sagoem Tambun, kepada //Republika//, Rabu (27/5).

Menurut Sagoem, permasalahan utama di Ambalat adalah ketidaksinkronan penentuan batas wilayah antara Republik Indonesia dan Malaysia. TNI AL melakukan patroli dengan menjaga wilayah perairan Indonesia sesuai peta yang dimiliki sejak peninggalan Belanda. Sedangkan Angkatan Laut Diraja Malaysia juga berpatroli sesuai batas wilayah dari peta pedoman mereka.

Sampai saat ini, lanjut Sagoem, kedua peta masih bersinggungan koordinat dengan klaim sama terhadap wilayah yang bersinggungan tersebut.“Jadi masalah pokoknya itu soal batas wilayah, karenanya upaya diplomatik adalah jalan keluar yang perlu diselesaikan,” imbuh Sagoem.

Dikatakan, kapal laut TNI AL tidak bisa terus-menerus selama 24 jam mengawasi sepenuhnya wilayah Ambalat seluas 15.235 kilometer persegi yang terletak di laut Sulawesi atau Selat Makassar tersebut.

Insiden 25 Mei 2009 adalah rangkaian kebetulan patroli kapal laut RI menemukan kapal laut Malaysia yang memasuki wilayah Indonesia. “Tapi pada saat kapal kita berlalu, mungkin saja ada juga kejadian serupa, kan kapal kita tidak bisa 24 jam mengawasi sepenuhnya.”

Kapal laut Malaysia, lanjut Sagoem, bisa saja sering berada di wilayah Indonesia lantaran berdasarkan peta yang mereka miliki wilayah itu masuk ke dalam kedaulatan laut negaranya.

Kendati demikian, selama patroli laut RI menemukan kapal laut Malaysia melanggar batas wilayah, TNI AL selalu menghalau kapal laut Malaysia ke wilayahnya.“Patroli sudah dilakukan semampu kita, masalah seperti ini tidak akan selesai kalau masalah pokok soal batas wilayah tidak dituntaskan. Soal itu adalah upaya diplomatik,” tandas Sagoem.

Tidak ada komentar: