Selasa, 02 Juni 2009

teka-teki mengorok menurut ilmuan

Bagi sebagian orang yang menganggap “mengorok” sebagai hal biasa, maka tidak ada hal istimewa yang bisa diungkap. Namun bagi mereka yang serius mengkaji hal yang sekilas tampak sepele ini, maka mengorok adalah hal yang sungguh penting.

Apalagi jika mengingat bahwa Allah, Pencipta Mahasempurna, adalah yang menciptakan peristiwa mengorok itu. Tidak mungkin ada kesia-siaan dalam penciptaan mendengkur.

Kita bisa membuktikan hal ini melalui situs pencari terbitan ilmiah PubMed, dan memasukkan kata “snoring” (yang berarti “mengorok”) pada kolom “title” (judul).

Akan kita dapati bahwa hingga sekarang sudah 1000 lebih karya ilmiah tentang mendengkur yang diterbitkan ilmuwan mancanegara. Jika pengetahuan tentang mengorok bukan hal penting, para peneliti tidak akan bersusah payah menulis karya ilmiah seberlimpah itu.

Satu dari sekian banyak karya ilmiah terbaru tersebut adalah hasil penelitian Ozgur Yoruk dkk. dari fakultas kedokteran Universitas Atatürk, Turki. Tulisan itu terbit di jurnal European Archives of Oto-rhino-laryngology baru-baru ini.

Mereka mengulas hasil penelitian tentang teknik pengobatan yang dilakukan melalui operasi pada bagian dalam mulut yang seringkali bergetar dan memunculkan suara di saat mengorok, yakni jaringan pada anak tekak dan langit-langit mulut pasien. Teknik yang mereka kembangkan ini dinamakan Modified Radiofrequency-Assisted Uvulopalatoplasty (MRAUP).

Ilmuwan gencar meneliti fenomena mengorok karena pada sebagian orang mengorok menimbulkan masalah besar. Masalah ini dapat berupa gangguan kesehatan atau tidak harmonisnya hubungan antar manusia.

Mendengkur juga bisa merupakan gejala berbagai macam kelainan pernapasan yang berkaitan dengan tidur. Kelainan ini muncul akibat penyumbatan saluran udara yang terjadi di saat tidur. Penyumbatan pada tingkat kecil menyebabkan peristiwa mengorok biasa yang tidak berakibat fatal.

Meskipun demikian, suara dengkuran yang terlalu berisik berakibat mengganggu pendamping tidur, keluarga, bahkan tetangga. Dengkuran superkeras merupakan sebuah pencemaran suara dan berdampak buruk pada kerukunan hidup sesama manusia.

Contohnya adalah Alan Myatt asal Inggris, yang tercatat sebagai pendengkur terkeras dengan kekuatan 112,8 desibel. BBC menggambarkan angka ini setara dengan kebisingan suara mesin jet. Ia menuturkan bahwa dengkurannya tidak saja mengganggu sang istri, tapi juga para tetangganya.

Jika penyumbatan saluran udara ketika tidur itu sangat parah, bahkan tersumbat sama sekali, ini mengakibatkan gangguan yang disebut sebagai sindrom terhentinya napas saat tidur (Obstructive Sleep Apnea, OSA) – apnea secara harfiah berarti “berhenti bernapas”.

Pendengkur yang menderita kelainan ini seringkali berhenti bernapas selama 1 menit atau lebih di saat lelap tidur. Kelainan ini di antaranya berdampak buruk pada penyakit jantung, tekanan darah, dan daya ingat.

Untuk membantu orang-orang seperti inilah para pakar melakukan penelitian ilmiah tentang upaya pengobatan pasien pendengkur, baik melalui operasi atau bukan operasi. Selain dalam bentuk tulisan ilmiah, upaya mereka ini juga terwujud dalam aneka macam teknologi atau alat bantu bagi para pengorok.


Museum mendengkur

Schnarch-Museum Alfeld atau Museum Mengorok Alfeld di Jerman menjadi saksi bahwa mengorok merupakan sesuatu yang luar biasa. Mengorok telah memunculkan kreatifitas manusia dalam rangka membantu sesama mereka yang memiliki masalah tersebut.

Bermarkas maya di www.schnarchmuseum.de , museum ini didirikan oleh The Alfelder Schlafapnoe- Gesellschaft (ASG), yakni perkumpulan masyarakat di Alfeld yang memiliki perhatian terhadap apnea.

Museum ini menampilkan berbagai macam perangkat penanggulangan mengorok dari berbagai belahan dunia, yang kuno dan modern. Selain perangkat elektronik dan non-elektronik berbentuk unik, museum yang buka Sabtu Ahad ini memamerkan pula berbagai macam obat-obatan yang diramu untuk membantu meringankan penderitaan para pendengkur.

Demikianlah, tak sekejap apa pun peristiwa di depan mata, tak seberisik apa pun suara yang tertangkap telinga, melainkan ada hikmah maha-agung di balik itu semua.

Ini karena Allah menciptakan setiap rincian terkecil hingga terbesar di setiap penjuru alam semesta dengan tujuan dan makna yang haq yang mampu diungkap oleh mereka yang bersungguh-sungguh menggunakan indera, akal dan hati mereka:

“Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.” (QS. Al Ahqaf, 46:3)

semoga berguna

Sumber : http://www.hidayatullah.com

Tidak ada komentar: