Jumat, 29 Mei 2009

Wahidin Sudirohusudo

Wahidin Sudirohusudo menggagas berdirinya Boedi Utomo dengan berkeliling Pulau Jawa menebar gagasan untuk memajukan pendidikan. Peristiwa itu terjadi tahun 1907. Setelah pensiun sebagai dokter pemerintah, dalam usia 50, Dr Wahidin berkeliling Jawa mempropagandakan studiefonds bagi pemuda Jawa yang ingin melanjutkan sekolah.

Di Batavia dia bertemu dengan Sutomo, 19, mahasiswa Stovia.Pertemuan itu memberi bekas yang dalam kepada Sutomo: "Suaranya yang merdu dan sarehitu membuka pikiran dan hati saya, mendatangkan cita-cita baru ... gemetar di seluruh tubuhnya ... pemandangannya menjadi luas, perasaan menjadi halus ... orang merasa akan kewajibannya yang maha luhur di dunia ini.

"Setahun kemudian,20 Mei 1908 Sutomo mendirikan Boedi Utomo di Gedung Stovia. Dia pun mengakui, "Dokter Wahidin, benar, sungguh benar kalau orang mengatakan bahwa kamulah yang menjadi pelopor pergerakan kita umumnya." Ide Wahidin tentang beasiswa itu dikembangkan Boedi Utomo dengan menyelenggarakan darmawarasejak 1913. Wahidin lahir tahun 1857 (sumber lain menyebut tahun 1852) di Desa Mlati,Yogyakarta.

Wahidin adalah saudara sepupu Radjiman Wiryodiningrat yang tahun 1945 dikenal sebagai Ketua BPUPKI. Sedari kecil Wahidin termasuk murid pandai yang disenangi teman dan gurunya. Sejak muda sudah tampak jiwa sosial dan pendidik pada dirinya. Sepulang sekolah dia membantu ayahnya dan kemudian mendatangi temantemannya yang belum bersekolah.

Dia menceritakan apa yang diterimanya di sekolah. Setelah menempuh pendidikan ELS di Yogyakarta,dia dikirim ke Batavia untuk masuk Sekolah Dokter Jawa yang lama pendidikannya 4 tahun.Hanya dalam 22 bulan, dia lulus dan diangkat menjadi asisten dosen di sekolah tersebut. Dia kemudian bekerja sebagai dokter pemerintah di Yogyakarta sampai 1899.

Pada 1901 dia menjadi redaktur majalah Retnadhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang dicetak dalam bahasa Jawa dan Melayu dan mencerminkan perhatian priyayi terhadap masalahmasalah sosial.Selain seorang intelek berpendidikan Barat,Wahidin adalah seorang pemain gamelan dan dalang wayang yang berbakat. Tahun 1907 dia berkeliling Jawa dengan menumpang kereta api kelas tiga.

Pernah ditanya mengapa sebagai orang terhormat dia bepergian di kelas tiga yang biasanya berisi wong cilik? Jawabannya, "Kalau ada kereta kelas empat, saya naik itu." Berpakaian ala Yogyakarta, dia menginap di rumah sahabat atau kenalannya. Untuk keperluan kampanye studiefonds itu,dia menghabiskan kekayaannya berupa 4 delman dan 18 ekor kuda.Wahidin meninggal tahun 1917.

semoga berguna

Tidak ada komentar: