Kamis, 07 Mei 2009

Abu Sofyan


Pada suatu hari yang mungkin cerah di kota Mekkah. erupakan hari yang sangat menakutkan bagi orang cukup tangguh, seorang tokoh yang nyata-nyata sudah menjadi musuh Islam lebih dari 20 tahun. Dialah Abu Sofyan beserta anaknya, Ja’far.

Saat itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, beserta pasukannya telah sampai di Makkah. berencana untuk membebaskan makkah dari kegelapan jahiliyah. Abu Sofyan dan Ja’far tidak dapat menghadang dan memberi perlawanan terhadap pasukan pimpinan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Kebayang bagaimana ketakutannya Abu Sofyan dan Ja’far saat itu. Mereka takut, kepala mereka terlepas dari badan. Untuk menghindari pasukan itu, mereka menyamar dan bergerak menjauh. Pasukan berhenti di suatu tempat.

Abu Sofyan dan Ja’far bergegas menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan. Apa daya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu memalingkan wajahnya saat Abu Sofyan menjatuhkan dirinya di hadapan beliau. Tubuh Abu Sofyan bergetar ketakutan. Ada satu cara yang terlintas dibenaknya. ia bisikkan ke telinga Ja’far. Tiba-tiba Abu Sofyan dan Ja’far, anaknya, mengucapkan kalimat syahadat dihadapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan manusia terbaik menerima mereka dengan baik. Beliau memerintahkan Ali bin Abu Thalib untuk mengajarkan islam kepada mereka berdua. Wah, ternyata mereka berdua benar-benar serius belajar Islam, mengejar ketertinggalan dan menebus kesalahan. SubhanAllah, musuh Islam berubah menjadi mencintai agama ini.

Hingga sampailah di suatu masa, saat terjadinya peperangan antara pasukan pimpinan Rasulullah dengan pasukan musyrik Hawasin dan Tsaqif. Saat itu pasukan Islam terpukul mundur. banyak sahabat Rasulullah yang menyelamatkan diri.

namun, namun…

Abu sofyan dan Ja’far terus melindungi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Abu sofyan terus memegang tali kekang kuda Rasulullah dan tangan sebelah lagi mengayun2kan pedang ke arah musuh. Ia telah bertekad menjadi perisai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. kesempaan kedua itu tak boleh dilewatkan.

Keadaan berbalik, alhamdulillah… Pasukan Islam telah membaik. Rasulullah berhasil mengumpulkan kembali para sahabat yang telah tercerai berai. Dengan pertolongan Allah, pasukan Islam menang.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sadar, bahwa dari awal peperangan ada seseorang yang tek pernah mundur. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallammenatap orang itu dan berkata, “Siapakah ini? Oh, rupanya saudaraku, Abu Sofyan bin Harits.”

Aaiiiih,…. jelas-jelas sebuah ungkapan yang sangat menghujam hati.

Oh ya, Abu Sofyan itu merupakan seorang saudara sepersusuan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Kita aja ga kuku dengar ungkapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam itu, apalagi Abu Sofyan. Hati Abu Sofyan terbang, airmatanya menetes karena bahagia. Ungkapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam itu menyiratkan bahwa beliau sudah ridho terhadapnya. Dipeluk dan diciumnya bagian tubuh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang didapatnya. Sampai akhir hayat, Abu Sofyan tak pernah mengkhianati ikrarnya.

Orang yang dari awal selalu memusuhi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, berbuat jahat padanya bisa mendapat hidayah dari Allah sehingga berubah menjadi sangat mencintai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallamdan Islam. AllahuAkbar.

from http://bungazahrah.wordpress.com/2007/08/11/abu-sofyan-abwa/

Tidak ada komentar: