Selasa, 19 Mei 2009

cara Beternak burung puyuh


beternak puyuh cukup memberikan hasil jika kita mengetahui cara beternak yang benar.

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga gemak (Jawa) atau quail (asing), merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat tahun 1870 dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternakkan sejak akhir 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.

Puyuh bisanya diambil telur dan dagingnya memunyai nilai gizi dan rasa yang lezat, bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya, dan kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

Lokasi kandang jauh dari keramaian dan permukiman penduduk karena burung puyuh mudah terkena stres. Juga harus punya sirkulasi udara yang baik.

Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20--25 derajat Celsius; kelembapan kandang berkisar 30--80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25--40 watt, sedangkan malam hari 40--60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kandang.

Model kandang puyuh ada dua macam yang biasa diterapkan, sistem litter (lantai sekam) dan sangkar. Ukuran kandang untuk 1 m®MDSU¯2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjutnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m®MDSU¯2 sampai masa bertelur.

Yang perlu diperhatikan peternak sebelum memulai usahanya adalah memahami tiga unsur produksi usaha perternakan, yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum), dan pengelolaan usaha peternakan.

Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.

Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur apkiran.

Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.

Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau Dinas Peternakan setempat atau petunjuk dari poultry shop.

Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk pallet®MDBU¯, remah-remah, dan tepung. Karena puyuh yang suka usil mematuk temannya akan memunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan dua kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya sekali sehari pada pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.

Pada umur 4--7 hari puyuh divaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra-okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (poultry shop), yang ada di dekat Anda beternak puyuh. n SAG/E-3

dari http://www.lampungpost.com

Tidak ada komentar: