Kamis, 14 Mei 2009

Idi Amin


Idi Amin lahir sekitar tahun 1924-1928 (17 Mei 1928 ?) di Koboko, distrik Nil Barat terkecil di Uganda, negeri kecil yang subur di tepi Danau Victoria, mata air sungai Nil. Ayahnya dari Suku Kakwa, ibunya dari Suku Lugbara, dua suku yang bertetangga. Akan tetapi, begitu Idi Amin Lahir, kedua orangtanya langsung berpisah. Ibu Amin langsung memboyongnya ke koloni Suku Nubia di Lugazi kurang lebih 40 km dari Jinja, sebuah kota besar di tepi Danau Victoria, di mana banyak orang Nil Barat yang menjadi buruh perkebunan gula. Tidak jelas apakah keluarga Idi Amin ikut memburuh, tetapi yang jelas dia hidup berpindah-pindah mengikuti kamp. Belakangan, ibu Amin pindah ke Buikwe, 18 km dari Jinja.

[sunting] Perjalanan karir

Karier Idi Amin di dinas militer dimulai dari dapur. Ketika beranjak remaja sekitar tahun 1943-1949, Idi Amin masuk KAR sebagai asisten koki, setelah sebelumnya menjadi penjaja kue. Dalam Perang Dunia II Idi Amin ditugaskan ke Birma (Myanmar sekarang). Kemudian ia ikut memadamkan pemberontakan pribumi Uganda yang berpangkat perwira.

David Martin dalam bukunya General Amin mengatakan, "Amin itu jenis prajurit yang disukai oleh Perwira Inggris: bertubuh besar dan tidak berpendidikan. Menurut teori mereka, orang semacam ini lebih taat pada atasan dan lebih berani di medan pertempuran." Yang jelas, Idi Amin secara fisik cukup bagus. Ia tidak hanya pemain rugby tetapi juara tinju kelas berat Uganda 1951-1960.

Bisa dimengerti jika karier Idi Amin di kemiliteran cukup pesat, lebih-lebih karena ia akhirnya dekat dengan pusat kekuasaan pada masa itu, Perdana Menteri Milton Obote.

Dengan kesadisannya dalam menghadapi pemberontakan atau kekacauan yang ditimbulkan oleh suku-suku pencuri ternak, terkadang Idi Amin menggunakan pendekatan secara "kultural", misalnya terhadap Suku Karamajong yang belum mengenal busana.

Pada awal 1962, Letnan Amin sebagai komandan pleton dikirim ke Kenya barat laut untuk menghadapi suku pencuri ternak, Suku Turkana. Hanya saja suku Turkana sudah menggunakan senjata api. Beberapa pleton dari Company 'C' Kesatuan ke 4 KAR dikirim untuk menyerbu dan menyita persenjataannya. Semua berhasil kecuali Idi Amin. Malu karena kegagalannya, Idi Amin dan pasukannya kembali ke desa suku Turkana dan melakukan serangan yang membuahkan sukses, namun beberapa hari kemudian muncul protes dari Turkana karena ditemukan mayat-mayat di kubur-kubur dangkal.

Sir Walter Coults, gubernur Uganda terakhir, ditelepon oleh Wakil Gubernur Kenya Sir Eric Griffith-Jones yang melaporkan terjadinya pembantaian terhadap suku Turkana yang melibatkan perwira militer Idi Amin. Namun, karena pertimbangan politik, Idi Amin tidak diajukan ke pengadilan, berkat jasa Milton Obote yang beberapa bulan menjadi Perdana Menteri. Sir Walter Coults memperingatkan Obote dengan mengatakan "Perwira ini akan menyusahkan Anda di kemudian hari."

Barangkali inilah pesan Coults yang diingat Obote ketika terjadi kudeta yang dilakukan Idi Amin ketika menghadiri konfrensi persemakmuran di Singapura, 25 Januari 1971. Obote tidak pulang ke Kampala, Uganda, tetapi ke Darussalam, ibu kota Tanzania, negara sahabatnya Presiden Julius Nyerere.

Dua hari kemudian, Idi Amin membebaskan lima puluh orang tahanan politik yang ditahan Obote tanpa alasan yang jelas sejak 1966. Ia juga melarang rapat umum dan kampanye politik. Pemilu dijanjikannya paling tidak lima tahun kemudian. Ironisnya, dia menyatakan zaman kekejaman sudah berakhir dan mengajak rakyatnya menuju zaman persahabatan tanpa permusuhan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Idi_Amin

Tidak ada komentar: