Sabtu, 23 Mei 2009

cara dan tips budidaya JAMBLANG (DUWET)


Manfaat

Buah duwet yang matang biasa dimakan dalam keadaan segar. Rasanya, agak asam dan agak sepat. Umum dipraktekkan di Filipina dan India buah duwet ditaburi garam dan diaduk dalam sebuah mangkuk tertutup untuk melunakkannya. Buah ini juga biasa diolah menjadi sari buah, jeli, atau anggur. Di Filipina, anggur duwet diproduksi secara komersial. Daunnya digunakan sebagai pakan. Bunganya mengandung banyak nektar yang dari situ kumbang membuat madu dengan kualitas yang baik. Kulit kayunya terasa sepat dan dapat digunakan sebagai obat kumur. Juga untuk pewarna. Tepung bijinya bermanfaat untuk mengobati kencing manis, disentri, diare, dan penyakit lainnya. Di India, pohon duwet ditanam untuk naungan kopi. Pohon ini tahan terhadap angin dan kadang-kadang ditanam rapat dalam barisan sebagai suatu penahan angin. Batangnya dapat digunakan sebagai kayu bakar yang cukup memuaskan.

Syarat Tumbuh

Duwet dapat tumbuh baik di daerah tropik pada ketinggian 600 m dpl., walaupun dijumpai juga pada ketinggian sampai 1800 m dpl. Pada kondisi terakhir itu pohonnya tidak dapat berbuah, tetapi dapat dimanfaatkan kayunya. Tanaman ini berkembang dengan baik di wilayah yang curah hujan tahunannya di atas 1000 mm, dengan musim kering yang tegas. Duwet tumbuh di tepian sungai dan dapat bertahan terhadap genangan yang berkepanjangan. Setelah masa pertumbuhan awal, tanaman ini toleran terhadap kekeringan. Juga mampu tumbuh di daerah yang hangat dari wilayah subtropik. Di Florida bagian selatan (Amerika Serikat), pohon duwet dewasa dapat terganggu oleh adanya embun beku yang kadang-kadang turun. Duwet dapat tumbuh subur pada berbagai tipe tanah, di lahan basah dan rendah, dan lahan yang lebih tinggi dengan sistem pengaliran air yang baik (tanah liat, campuran tanah liat dan kapur, tanah berpasir, tanah berkapur).

Pedoman Budidaya

Duwet pada umumnya diperbanyak dengan benih (yang cepat kehilangan viabilitasnya), walaupun kultivar unggul dapat diperbanyak secara aseksual dengan pencangkokan, pelengkungan, penyambungan, dan penempelan. Dalam pencangkokan, cabang-cabang yang telah berakar dapat dipisahkan dalam waktu 90 hari setelah pelaksanaan pencangkokan itu. Penyambungan dan penempelan dilakukan untuk perbanyakan dalam skala besar. Penyambungan celah (cleft grafting), yaitu metode yang digunakan di Filipina, dapat dilakukan dalam bulan apa saja, tetapi keberhasilan sampai 95 96 dapat dicapai jika dikerjakan dalam bulan November sampai Desember. Penempelan dapat dilakukan dengan metode sumbat (patch) atau perisai (shield). Tanaman hasil penempelan atau hasil penyambungan dapat ditanam pada awal musim hujan dengan jarak tanam yang diajurkan, yaitu 8-10 m.

Pemeliharaan

Pohon duwet memerlukan sedikit saja perawatan dan perhatian sampai menghasilkan buah. Di India, pupuk diberikan setelah panen. Jika hasil buahnya tidak memuaskan, pohon duwet dapat dicoba dipangkas akarnya atau dikerat-lingkar (girdled).

Hama dan Penyakit

Tidak ada penyakit dan harna yang berbahaya menyerang .pohon duwet. Ulat pemakan daun, lalat putih, kutu perisai, kutu bubuk, dan lalat buah kadang-kadang mencapai tingkat yang merusak.

Panen dan Pasca Panen

Buah-buah duwet tidak matang pada saat yang sama. Buah matang berubah warnanya menjadi lembayung tua atau hampir hitam, dan akan jatuh ke tanah. Buah yang dimanfaatkan untuk keperluan nunahtangga dapat cukup clikumpulkan dari bawah pohonnya saja, tetapi untuk dipasarkan sebaiknya dipetik dengan selektif. Pemanenan ini merupakan pekerjaan yang memakan waktu, karena pohonnya harus dipanjat untuk dipetik buahnya yang matang, dengan tangan. Hasil Hasil buahnya sangat bervariasi; pohon yang berbuah lebat menurut -laporan menghasilkan sampai sebanyak 100 kg per pohon. Pohon-pohon yang berasal dari klon tetap berperawakan lebih kecil, tetapi masih dapat menghasilkan 60-70 kg, jumlah buah sedemikian itu cukup banyak untuk seorang petani pelcarangan. Penanganan pasca panen Buah duwet dipilahpilah, yang rusak atau yang berukuran terlalu kecil dibuang. Buah-buah itu segera dibawa ke pas air dan segera diperjualbelikan, mengingat buah itu sangat mudah rusak.

dari http://iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=283

Tidak ada komentar: