Kamis, 07 Mei 2009

Pinokio


Cerita dimulai dengan seorang tukang kayu yang mendapatkan bahwa sepotong kayu yang akan dijadikannya kaki meja ternyata bisa berbicara. Tidak hanya itu, kayu itu juga bisa bergerak sendiri memukul tukang kayu dan Geppetto yang saat itu datang ke rumahnya, memicu perkelahian antara mereka. Kayu itu kemudian diberikan pada Geppetto untuk dijadikan boneka. Boneka yang kemudian diberi nama Pinokio itu sudah kurang ajar sejak awal: melotot, menertawakan, menjulurkan lidah, mengambil wig, menendang, melarikan diri, bahkan mengakibatkan Geppetto masuk penjara. Hidungnya sudah panjang (dan tidak bisa dipendekkan dengan memotongnya) sejak dibuat. Pinokio juga sangat malas. Janji-janji yang dibuatnya berkali-kali dilanggar.

Jimini Jengkerik adalah tokoh yang diperkenalkan dalam film oleh Walt Disney. Di buku ini, Jimini Jengkerik sebenarnya tidak punya nama, dan tidak berpakaian. Jengkerik itu berada dalam bentuk jengkerik yang sebenarnya. Dia muncul beberapa kali, sebagai penasihat, yang tak dipedulikan oleh Pinokio, bahkan dibikin gepeng olehnya dengan palu.

Walau Pinokio sebegitu menyebalkan, Geppetto tetap sabar dan baik padanya (aku tambah sebal). Mulai dari memberikan sarapannya untuk Pinokio, memasangkan kaki baru (kaki lama Pinokio terbakar waktu tidur dengan kaki terjulur ke perapian), menjual jaketnya satu-satunya untuk membelikan buku ejaan, dan macam-macam lagi. Pinokio malah membalasnya dengan menjual buku ejaannya demi menonton pertunjukan boneka.

Karena kebodohannya, Pinokio juga jatuh berulang kali ke tangan si jahat Rubah dan Kucing, yang menipu, mengambil uang, dan menggantung Pinokio di pohon. Ia juga diselamatkan berulang kali oleh Peri berambut biru (mulai dari wujud boneka kecil sampai wanita dewasa). Pendeknya, kekurangajaran, kenaifan, dan kemalasan Pinokio seakan tidak ada habisnya. Tapi pada akhirnya, sesudah mengalami banyak kesengsaraan, Pinokio yang pada dasarnya tidak jahat dan sebenarnya sangat menyayangi Geppetto, akhirnya memperoleh apa yang diinginkannya. Usaha kerasnya untuk menolong Geppetto dari perut ikan paus dan menyembuhkan Geppetto telah menjadikan dirinya pantas menjadi manusia yang sebenarnya, flesh and blood.

Sebegitu panjang, berbelit dan sarat realita brutal semua hal yang harus dialami Pinokio untuk menjadi manusia seutuhnya (caila...), tidak heran oleh media film untuk anak-anak dibuat lebih sederhana dan kurang sengsara dibanding aslinya. Bahkan, di edisi asli Pinokio (yang serial di majalah), cerita berakhir dengan Pinokio mati digantung. Tokoh Peri Biru baru dimunculkan ketika kisah Pinokio dibuat menjadi buku, dimana Peri Biru ini menyelamatkan Pinokio.

Untuk orang dewasa, buku ini terasa agak membosankan, karena kebodohan Pinokio yang serasa berlebihan. Jalan ceritanya terasa absurd. Bukan berarti aku tidak suka cerita yang absurd; Alice in Wonderland, Alice through Looking Glass, buku-buku Kobo Abe, semuanya absurd, tetapi nyaman dibaca. Pinokio ini terlalu berkepanjangan. Buku ini juga sarat dengan allegori dan nasihat.

Ilustrasi buku ini, yang dibuat oleh William D Kuik, agak aneh dan sulit dipahami. Ilustrasinya kadang seperti sketsa gambar untuk komik yang ditumpuk jadi satu. Jadi, misalnya untuk menggambarkan gerakan mengangkat tangan, ada sketsa ketika tangan masih belum diangkat, ketika tangan diangkat sedikit, lalu ketika tangan diangkat lebih tinggi lagi, dst, semua ditumpuk jadi satu. Creepy, kadang-kadang.

Carlo Collodi, aka Carlo Lorenzini (1826-1890), adalah jurnalis, penulis, dan pengamat pendidikan. Pinokio sebenarnya mempunyai judul asli Storia di un burattino (Kisah sebuah Boneka), dan awalnya ditulis secara berseri untuk mingguan anak Il Giornale dei Bambini. Pinokio, dalam bahasa Tuscany berarti "pine nut".

Ada 36 bab dalam buku ini dan judul-judul tiap babnya panjang dan jadi spoiler untuk cerita dalam bab tersebut, persis seperti cerita-cerita klasik jaman dulu. Tidak heran, buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1883 di Italia, dan waktu itu buku ini laku 1 juta eksemplar, bayangkan. Ilustrator aslinya dibuat oleh Attilio Mussino, dan buku edisi pertama ini disebut-sebut sebagai buku anak dengan ilustrasi terbaik.

Pinokio telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 90 bahasa (katanya sih nomor 2 dicetak terbanyak sesudah Quran dan Injil) dan diadaptasi ke dalam 11 film berbahasa Inggris, belum yang dibuat dalam bahasa aslinya, Italia, dan bahasa-bahasa lain. Versi Walt Disney (1940) yang paling terkenal. Dalam versi ini, oleh Walt semua tokoh diubah habis-habisan, mulai penampilan sampai jalan cerita. Melihat Pinokio versi Walt Disney serasa melihat Mickey Mouse, hehehe...: pendek, pipi merah, hidung agak bulat, senyum cerah, pake sarung tangan lagi. Jengkrik dimunculkan sebagai Jimini yang lebih mirip manusia daripada serangga. Keluarga Lorenzini kelihatannya tidak begitu suka Pinokio diubah-ubah seperti ini, tetapi protes mereka diacuhkan. Film ini memenangkan Oscar untuk Best Song dan Best Score (tahu dong lagu When You Wish upon A Star, ini dinyanyikan oleh Jimini Jengkerik aka Cliff Edwards)?

Penerjemahan cukup bagus, kekakuan bahasa mungkin karena terjemahan dari buku klasik yang tata bahasanya memang kaku. Jadi, buat yang mau membeli buku Pinokio dalam bahasa Indonesia, bagus kok.

Sebagian informasi tentang pengarang diambil dari situs Pinokio.

http://jmave-books.blogspot.com/2006/07/pinokio.html

Tidak ada komentar: