Minggu, 24 Mei 2009

cara dan tips budidaya leci


dan Lici dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya. Di Cina dan di berbagai wilayah di Asia Tenggara, lici memiliki sejarah panjang sampai disenangi orang. Secara tradisi banyak buah lici diperdagangkan sebagai 'buah lici kering', tetapi cara pengawetan demikian sebagian telah diganti oleh pengalengan. Cina, Taiwan, dan Thailand memiliki industri besar pengalengan lici. Tujuan pengusahaan lici masa kini di Cina ialah: 60% lici segar, 20% kalengan, dan 20% bentuk kering. Buah lici dapat pula diolah menjadi sari buah dan minuman anggur. Madu lici berkualitas istimewa. Buah lici, kulitnya dan bijinya digunakan dalam ramuan obat tradisional, rebusan akar, kulit kayu, dan bunganya digunakan sebagai obat kumur. Kayu lici dilaporkan hampir tak dapat rusak.

Syarat Tumbuh

Leci tumbuh baik di daerah sejuk. Tanaman ini membutuhkan cukup banyak air tetapi yang tidak tergenang. Oleh karena itu, kedalaman air tanah yang sesuai adalah yang agak rendah hingga kedalaman 1 m. Curah hujan yang diinginkannya adalah yang tinggi, rata-rata 2.000 mm per tahun. Daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700 m di atas permukaan laut sangat cocok untuk pertumbuhannya. Suhu udara yang diinginkan adalah 9-19° C (di musim hujan) dan 25-33° C (di musim kemarau). Jenis tanah yang cocok adalah tanah gembur yang berhumus sangat banyak. Tanah yang berat dan padat akan menghalangi pertumbuhan akar sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman ini.

Pedoman Budidaya

Perbanyakan dan penanaman Pencangkokan merupakan cara perbanyakan utama secara komersial, dan tingkat keberhasilannya biasanya tidak kurang dari 95%. Cara-cara perbanyakan lain ialah melalui penyambungan (berguna untuk pohon yang lebih tua yang tetap berproduksi), penempelan mata, dan penggunaan setek (untuk perbanyakan cepat suatu kultivar baru). Ketid-akserasian sering terjadi pada beberapa kombinasi antara batang-atasibatangbawah. Jarak tanamnya 6 m x 6 m (280 pohon/ha) untuk kultivar-kultivar yang tegak seperti 'Kwai Mai Pink'. Kultivar-kultivar yang lebih kekar, seperti 'Tai So', 'Souey Tung', dan 'Haak Yip' dapat ditanam dengan jarak tanam 9-12 m antar-baris dan 6 m antar-pohon (140-185 pohon/ha). Kebun buah lici perlu diperjarang menjadi 70 pohon/ha; kepadatan kebun buah lici yang ditanam rapat harus diperjarang setengahnya sebanyak dua kali pada umur kira-kira 10 tahun dan 15 tahun. Tata laksana Kebun buah lici biasanya diberi pengairan, kecuali di Cina. Pasokan air ditahan untuk menjaga agar pucuk tetap istirahat selama 2-3 bulan sebelum munculnya perbungaan. Selama sisa waktu daur kehidupannya hendaknya jangan terjadi stres air.

Pemeliharaan

Pemupukan juga hendaknya membatasi pohon hanya sekali terjadinya pertumbuhan pucuk serempak setelah panen, mempertahankan agar pucuk berikutnya istirahat. Jadi kandungan N dalam daun hendaknya dipertahankan di bawah 1,5-1,8% sebelum malai bunga muncul. Untuk mendukung perkembangan bunga dan memperbaiki retensi buah, pemupukan dilakukan pada saat munculnya malai bunga dan setelah terbentuknya buah. Saat-saat pemupukan lainnya juga dinyatakan di Cina dan Afrika Selatan (sebelum dan sesudah panen). Jumlah pupuk yang dianjurkan untuk pohon yang berumur 5 tahun dan tumbuh normal adalah 200 g N, 89 g P dan 300 g K per tahun, meningkat menjadi 1000 g N, 300 g P dan 1400 g K per tahun pada umur 15 tahun. Standar pupuk daun yang dikembangkan untuk pohon yang sehat berproduksi tinggi di Australia adalah : 1,5-1,8% N, 0,14-0,22% P, 0,70-1,10% K, 0,60-1,00% Ca, 0,30-0,50% Mg. Pengeratan kulit pohon (cincturing) telah digunakan secara komersial di Cina, Thailand, Australia, Florida, dan Hawaii untuk memaksa pucuk beristirahat dan untuk memperbaiki pembungaan serta pembuahan. Pohon dikerat seusai merebaknya daun secara serempak pasca panen, jika pohon-pohon itu sehat dan secara aktif terjadi merebaknya daun serempak. Reaksi umum pohon lici terhadap segala bentuk pemangkasan ialah pengisian rumpang secepat mungkin dengan daun-daun yang subur tetapi kurang dapat berbuah lebat. Pemangkasan dibatasi hanya beberapa tahun pertama dengan maksud membentuk pohon. Setiap 2-3 tahun sekali pohon-pohon lici yang lebih tua dibatasi tajuknya dan ranting-ranting bagian dalam dipangkas seusai panen dengan jalan memotong beberapa cabang yang lemah, agar strukturnya lebih tahan terhadap kerusakan karena embusan angin. Pemotongan tandan buah pada saat panen juga merupakan salah satu bentuk pemangkasan; jika terlalu banyak daun dan ranting terbuang pada proses pemanenan, pembungaan pada tahun berikutnya akan berkurang.

Hama dan Penyakit

Tak ada penyakit utama yang kini mengganggu pertumbuhan pohon lici. Semacam jamur parasit (Cephaleuros sp.) kadangkadang menyerang pohonnya menyebabkan hilangnya daya tahan pohon itu. Kultivar-kultivar yang rentan seperti 'Souey Tung' dan 'Haak Yip' dapat dijaga dengan cara disemprot larutan tembaga dua kali, sebelum dan sesudah musim hujan. Penurunan daya tahan secara lambat dan kematian yang mendadak telah tercatat di Queensland bagian selatan, terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Tiga marga nematoda (Xiphinema, Paratrichodorus dan Helicotylenchus) dikaitkan dengan menurunnya ketahanan pohon di Australia. Di Afrika Selatan, nematisida pasca-tanam memperlihatkan harapan besar. Pada dasarnya, kelompok hama yang menyerang tanaman adalah sama di berbagai negara. Kutu erinosa (Eriophyes litchii) merupakan hama utama yang menyerang daun. Penyerangan yang hebat akan menghancurkan bunga dan buah yang sedang berkembang dan membunuh titik-titik tumbuh. Kutu erinosa sulit sekali diberantas; merendam cangkokan di dalam dimetoat (dimethoate) menolong menghindari masuknya kutu itu ke dalam kebun buah. Kumbang bahu-merah (Monolepta australis), ulat penggulung daun (Platypeplus aprobola dan Isotenes miserana), dan kutu perisai (Chloropulvinaria psidii) kadang-kadang menyerang pohon lici, tetapi dapat diberantas dengan baik. Beberapa ulat lain (Phycita leucomiltia, Lobesia spp. dan Prosotas spp.) menyerang tandan dan bunga yang sedang berkembang. Satu atau dua kali penyemprotan metomil (methomyl) sepanjang musim dapat memberantas secara efektif. Bunga lici juga dapat diserang oleh kumbang bahumerah, trip dan kutu 'rutherglen'. Serangga utama yang menyerang buah lici adalah kutu pembentuk noda di buah (Amblypelta nitida dan . A. lutescens), kutu penyengat lici (Lyramorpha rosea atau Tessaratoma papillosa, di Cina), dan sejumlah jenis ngengat, termasuk ngengat pengoyak buah (misalnya Othreis fullonia) dan pengebor (misalnya Acrocercops glomerella dijumpai pada rambutan dan kakao). Kutu-kutu ini menyebabkan rontoknya buah muda; beberapa macam insektisida dapat memberantasnya. Ngengat juga dapat menyebabkan jatuhnya buah lebih awal, tetapi hancurnya buah yang rusak setelah dipanen lebih gawat lagi; ngengat-ngengat ini semua sulit diberantas secara tuntas. Burung dan kalong menyebabkan kerusakan yang serius di Australia, Thailand, dan Afrika Selatan dalam beberapa tahun tertentu.

Panen dan Pasca Panen

Lici tidak rontok setelah matang di pohon. Kematangan diperkirakan dari bentuk tertentu, warna kulit buah, tekstur kulit, dan aroma masing-masing kultivar. Suatu indeks kematangan yang didasarkan kepada nisbah gula/asam telah dikembangkan di Australia. Sebagian besar buah lici dapat dipetik dari pohonnya dalam waktu 1 minggu, dan dari satu kultivar dalam sebidang kebun buah rampung dipanen dalam 3 minggu. Kebanyakan petani lici menanam berbagai kultivar supaya dapat menyebarkan beban kerja pemetikan. Bulan April sampai Juni adalah musim panen di Thailand bagian utara. Di Bali, buah lici dipetik sekitar bulan Oktober; di Kalimantan Timur, buah lici dari pohon di hutan dapat dipungut pada bulan Februari-Maret. Di sebagian besar negara Asia, buah lici dipasarkan dalam ikatan tandannya. Pengelompokan baku untuk buah yang lepas-lepas telah dikembangkan di Australia. Hasil Hasil rata-rata untuk pohon lici berumur 10 tahun di Queensland bagian selatan berkisar antara kira-kira 10-50 kg per pohon per tahun untuk kultivar-kultivar yang berbuah tidak teratur seperti 'Tai So', dan 30-80 kg per pohon untuk kultivar yang berbuah teratur seperti 'Wai Chee'. Hasil ini setara dengan 10,7-11,2 ton/ha per tahun, dengan jarak tanam yang sesuai dengan anjuran. Hasil 10 ton/ha dapat dipertahankan pada kebun buah lici yang dikelola dengan balk Al Guangdong (Cina), tetapi hasil rata-ratanya hanya kira-kira 2 ton/ha per tahun. Penanganan pasca-panen Di Asia, lici dipasarkan dalam keranjang bambu berkapasitas 22-25 kg buah, biasanya tanpa dimasukkan ke dalam kamar pendingin atau memperoleh perlakuan pascapanen, dan dikonsumsi dalam jangka waktu 3 hari setelah dipetik. Lici akan kehilangan warna merah cerah pada kulit buahnya dan berubah menjadi coklat dalam beberapa hari setelah dipanen, terutama jika kelembapannya rendah. Kelembapan yang tinggi cenderung meningkatkan kebusukan pasca-panen. Untuk mempertahankan agar buah tidak menjadi coklat dan busuk, petani-petani lici di Australia merendam buah lici dalam larutan 0,5 g benomil/l pada suhu 52° C selama 2 menit, khususnya buah-buah yang tidak dimasukkan ke dalam ruang pendingin di rumah petani. Digunakan 'punnet' yang bertutup plastik; selapis tipis larutan tersebut sudah cukup untuk mempertahankan kelembapan, sehingga buah-buah terhindar dari perubahan warna menjadi coklat tanpa adanya pengasapan kondensasi pada kemasan buah. Penyimpanan pada suhu 5-8° C dapat memperpanjang ketahanan buah yang diperlukan sampai 4-6 minggu.

dari http://iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=101

Tidak ada komentar: